CSIS: Keluar Demokrat, IAS dan Bayu Airlangga Pilih Golkar Karena Partai Terbuka

 CSIS: Keluar Demokrat, IAS dan Bayu Airlangga Pilih Golkar Karena Partai Terbuka

Dua politikus Demokrat memutuskan untuk keluar dari partai. Gara-garanya, tidak setuju dengan kebijakan partai dalam melakukan musda. Dua nama tersebut, yakni Bayu Airlangga.

Dia adalah menantu Anggota Dewan Pertimbangan Presiden sekaligus eks Gubernur Jawa Timur, Soekarwo. Kemudian, eks Wali Kota Makassar, Ilham Arief Sirajudin (IAS).

Keduanya pindah dari Demokrat ke Golkar usai tak dipilih DPP Demokrat untuk memimpin Demokrat di wilayahnya masing-masing. Bayu di Jatim, dan Ilham Arief di Sulsel.

Peneliti Center for Strategic and International Studies (CSIS) Edbert Gani menganalisis kepindahan dua kader Demokrat daerah ke Golkar. Dia menyebut perpindahan nama politisi dari satu ke partai lain, karena parpol tidak dibangun berdasarkan kekuatan ideologis.

“Jadi bukan suatu keanehan ketika menjadi pilihan dari kader-kader partai lain yang memang terhempas dari persaingan-persaingan internal partai, ketika tidak mendapatkan posisi strategis tertentu,” ujar Edbert dalam pesan suara, Selasa (31/5).

Sementara untuk alasan pilihan pindah ke Golkar, Dia mengatakan, partai besutan Airlangga Hartarto tersebut terlihat sebagai partai yang terbuka. “Golkar mencitrakan diri selalu berada di tengah dua kutub persaingan elektoral dan menjadi partai yang terbuka,” kata Edbert.

Edbert menambahkan, hal tersebut yang kemudian membuat baik Bayu dan Ilham memilih partai beringin tersebut sebagai tempatnya dalan berpolitik.

“Jadi menurut saya itulah yang membuat karakter Golkar menjadi kuat. Apalagi ini partai lama dan masih menjadi salah satu partai terbesar di Indonesia dan karena posisinya itu yang berada di tengah,” jelas dia.

Kata Golkar

Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia mengatakan, bahwa ia sudah mengenal IAS sejak lama. IAS merupakan kader Golkar asli, meski kala itu ia sempat hengkang karena dinamika politik yang terjadi.

“Saya udah mengenal IAS sejak lama. Karena Pak IAS itu kan memang kader Golkar asli. Pernah jadi ketua DPD Golkar Sulsel. Cuma karena dinamika politik saat itu berbeda. Perkembangannya tidak sesuai dengan apa yang menjadi prinsipnya pak IAS. Kemudian beliau pindah,” ungkapnya.

Soal permasalahan IAS dengan Demokrat, Doli enggan masuk lebih dalam. Dia hanya mengapresiasi IAS kini kembali ke beringin dan bisa menambah kekuatan partainya.

“Saya nggak tahu apa yang terjadi berikutnya di tempat yang lain. Tapi bagi kami siapapun, apalagi dia pernah jadi kader Golkar, ingin kembali dan memperkuat Golkar ya kami menerima dengan terbuka. Dan itu bagus saja untuk menambah kekuatan konsolidasi kami,” tuturnya.

Doli berharap, loyalis AIS dan siapapun itu bisa ikut bergabung ke Golkar. Partai beringin senang bila konsolidasi semakin kuat.

“Kita berharap itu tadi, sebanyak mungkin siapa saja apalagi dia memang dulu pernah jadi kader Golkar ingin kembali membangun kemudian melakukan konsolidasi Golkar, kami senang,” tandas Doli.

Kata Demokrat

Deputi Bappilu DPP Demokrat Kamhar Lakumani berkomentar soal perpindahan IAS ke rumah lamanya, partai Golkar. Ia menghargai pilihan IAS, meskipun terkejut memilih keluar dari Demokrat.

“Merespon berpindah partainya Pak IAS dari Partai Demokrat ke Partai Golkar tentunya kami hormati. Meskipun kami terkejut dan menyayangkan namun ini adalah konsekuensi logis dari dinamika politik pasca Musda,” kata Kamhar, Selasa (31/5).

Kata dia, Demokrat berharap semua kader yang menjadi kontestan Musda bisa menerima tahapan hasil yang telah ditetapkan DPP Partai Demokrat sebagai satu kesatuan sebagaimana diatur pada AD/ART dan Peraturan Organisasi tentang Musda dan Muscab. Namun jika IAS punya pertimbangan lain dalam merespon ini, Demokrat menghormati.

Dia mengungkapkan, tak semua keputusan bisa diterima semua pihak dengan lapang dada. Hal Itu lazim terjadi pada semua organisasi, apalagi di partai politik. Namun, ia memastikan apa yang telah menjadi keputusan DPP Partai Demokrat telah melalui pertimbangan matang dan mendalam.

“Partai Demokrat sebenarnya telah mempersiapkan Pak IAS sebagai Calon Kepala Daerah di Sulawesi Selatan pada Pilkada mendatang, namun tentunya apa yang telah menjadi keputusan Pak IAS kita hormati,” ucapnya.

Terlepas dari itu, Demokrat mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas kiprah dan kontribusi nyata IAS. Atas perjuangannya, untuk pencapaian pada Partai Demokrat di Sulawesi Selatan selama ini. “Kami juga mendoakan semoga beliau sukses ditempatnya yang baru,” tutup Kamhar.

Sumber : Merdeka

Bagikan dengan klik salah satu sosmed dibawah ini :

Related post